Pelatihan Gereja Tangguh Bencana: Aktualisasi Pertumbuhan Iman Gereja Toraja untuk Melayani Umat Tuhan

Image

Gereja Sebagai Benteng Harapan dalam Menghadapi Bencana

Bidang Crisis Centre Gereja Toraja, bekerja sama dengan Jejaring Komunitas Kristen untuk Penanggulangan Bencana di Indonesia (JAKOMKRIS PBI), menyelenggarakan pelatihan fasilitator Gereja Tangguh Bencana pada tanggal 29-31 Mei 2025 di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini diikuti oleh 56 orang peserta dari klasis Gereja Toraja yang tersebar di beberapa wilayah rawan bencana.

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas gereja dalam menghadapi risiko bencana, serta upaya untuk mewujudkan kapasitas gereja dalam merawat bumi dan keutuhan ciptaan. Gereja tidak hanya dipandang sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang aman yang mampu memberikan respons cepat, tepat dan terkoordinasi saat terjadi bencana.

Materi pelatihan yang diberikan difokuskan pada aspek utama: kode etik Pemahaman Layanan Kemanusiaan, Core Humanitarian Standards (CSH) / StandarnKemanusiaan Inti, Teologi Bencana dengan perspektif Ekologi Gereja Toraja, memahami konteks ancaman dan sistem penanggulangan bencana di Indonesia, Refleksi Pendalaman Alkitab: Nehemia 1-4 "Membangun Yerusalem", Pertobatan Ekologis, dan Menjadi Fasilitator yang Efektif. Narasumber bersal dari Crisis Centre Gereja Toraja, JAKOMKRIS PBI, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Toraja Utara dan juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah Toraja Utara.

Peserta yang berasal dari berbagai klasis diharapkan menjadi fasilitator yang mempu mengedukasi dan memobilisasi jemaat di lingkungan masing-masing. di sesi akhir pelatihan, peserta menyusun rencana tindak lanjut berupa pembentukan Tim Siaga Gereja, pembuatan SOP kebencanaan dan melakukan pelatihan kepada warga gereja.

Dengan kegiatan ini, Crisis Centre Gereja Toraja menegaskan komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan bencana berbasis gereja.

 

Penulis: Marsen Sobang
Tanggal: 5 Juni 2025